Sabtu, 30 November 2013

Syeikh Jalaluddin Rumi

Ia berkata, “Siapa itu berada di pintu?”
Aku berkata, “Hamba sahaya Paduka.
“Ia berkata, “Kenapa kau ke mari?”
Aku berkata, “Untuk menyampaikan hormat padamu, Gusti.”
Ia berkata, “Berapa lama kau bisa bertahan?”
Aku berkata, “Sampai ada panggilan.”
Aku pun menyatakan cinta, aku mengambil sumpah  Bahwa demi cinta aku telah kehilangan kekuasaan. Ia berkata, “Hakim menuntut saksi kalau ada pernyataan.” Aku berkata, “Air mata adalah saksiku, pucatnya wajahku adalah buktiku.” Ia berkata, “Saksi tidak sah, matamu juling.” Aku berkata, “Karena wibawa keadilanmu mataku terbebas dari dosa.”
Syair religius di atas adalah cuplikan dari salah satu puisi karya penyair sufi terbesar dari Persia, Jalaluddin Rumi. Kebesaran Rumi terletak pada kedalaman ilmu dan kemampuan mengungkapkan perasaannya ke dalam bahasa yang indah. Karena kedalaman ilmunya itu, puisi-puisi Rumi juga dikenal mempunyai kedalaman makna. Dua hal itulah –kedalaman makna dan keindahan bahasa– yang menyebabkan puisi-puisi Rumi sulit tertandingi oleh penyair sufi sebelum maupun sesudahnya.
Rumi memang bukan sekadar penyair, tetapi ia juga tokoh sufi yang berpengaruh pada zamannya. Rumi adalah guru nomor satu tarekat Maulawiah — sebuah tarekat yang berpusat di Turki dan berkembang di daerah sekitarnya. Tarekat Maulawiah pernah berpengaruh besar dalam lingkungan Istana Turki Utsmani dan kalangan seniman pada sekitar tahun l648.
Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewa-dewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Pada zamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit itu. Bagi kelompok yang mengagul-agulkan akal, kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, cepat-cepat mereka ingkari dan tidak diakui. Padahal, menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan iman kepada sesuatu yang ghaib. Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi, bisa menjadi goyah.
Rumi mengatakan, “Orientasi kepada indera dalam menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan yang dipelopori kelompok Mu’tazilah. Mereka merupakan para budak yang tunduk patuh kepada panca indera. Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah. Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah sama sekali tidak terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula memanjakannya.”
Bagi Rumi, tidak layak meniadakan sesuatu hanya karena tidak pernah melihatnya dengan mata kepala atau belum pernah meraba dengan indera. Sesungguhnya, batin akan selalu tersembunyi di balik yang lahir, seperti faedah penyembuhan yang terkandung dalam obat. “Padahal, yang lahir itu senantiasa menunjukkan adanya sesuatu yang tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya. Bukankah Anda mengenal obat yang bermanfaat? Bukankah kegunaannya tersembunyi di dalamnya?” tegas Rumi.
PENGARUH TABRIZ
Fariduddin Attar, seorang tokoh sufi juga, ketika berjumpa dengan Rumi yang baru berusia 5 tahun pernah meramalkan bahwa si kecil itu kelak bakal menjadi tokoh spiritual besar. Sejarah kemudian mencatat, ramalan Fariduddin itu tidak meleset.
Lahir di Balkh, Afghanistan pada 604 H atau 30 September 1207 Rumi menyandang nama lengkap Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi. Adapun panggilan Rumi karena sebagian besar hidupnya dihabiskan di Konya (kini Turki), yang dahulu dikenal sebagai daerah Rum (Roma).
Ayahnya, Bahauddin Walad Muhammad bin Husein, adalah seorang ulama besar bermadzhab Hanafi. Dan karena kharisma dan tingginya penguasaan ilmu agamanya, ia digelari Sulthanul Ulama (raja ulama). Namun rupanya gelar itu menimbulkan rasa iri pada sebagian ulama lain. Dan merekapun melancarkan fitnah dan mengadukan Bahauddin ke penguasa. Celakanya sang penguasa terpengaruh hingga Bahauddin harus meninggalkan Balkh, termasuk keluarganya. Ketika itu Rumi baru berusia lima tahun.
Sejak itu Bahauddin bersama keluarganya hidup berpindah- pindah dari suatu negara ke negara lain. Mereka pernah tinggal di Sinabur (Iran timur laut). Dari Sinabur pindah ke Baghdad, Makkah, Malattya (Turki), Laranda (Iran tenggara) dan terakhir menetap di Konya, Turki. Raja Konya Alauddin Kaiqubad, mengangkat ayah Rumi sebagai penasihatnya, dan juga mengangkatnya sebagai pimpinan sebuah perguruan agama yang didirikan di ibukota tersebut. Di kota ini pula ayah Rumi wafat ketika Rumi berusia 24 tahun.
Di samping kepada ayahnya, Rumi juga berguru kepada Burhanuddin Muhaqqiq at-Turmudzi, sahabat dan pengganti ayahnya memimpin perguruan. Rumi juga menimba ilmu di Syam (Suriah) atas saran gurunya itu. Ia baru kembali ke Konya pada 634 H, dan ikut mengajar pada perguruan tersebut.
Setelah Burhanuddin wafat, Rumi menggantikannya sebagai guru di Konya. Dengan pengetahuan agamanya yang luas, di samping sebagai guru, ia juga menjadi da’i dan ahli hukum Islam. Ketika itu di Konya banyak tokoh ulama berkumpul. Tak heran jika Konya kemudian menjadi pusat ilmu dan tempat berkumpul para ulama dari berbagai penjuru dunia.
Kesufian dan kepenyairan Rumi dimulai ketika ia sudah berumur cukup tua, 48 tahun. Sebelumnya, Rumi adalah seorang ulama yang memimpin sebuah madrasah yang punya murid banyak, 4.000 orang. Sebagaimana seorang ulama, ia juga memberi fatwa dan tumpuan ummatnya untuk bertanya dan mengadu. Kehidupannya itu berubah seratus delapan puluh derajat ketika ia berjumpa dengan seorang sufi pengelana, Syamsuddin alias Syamsi Tabriz.
Suatu saat, seperti biasanya Rumi mengajar di hadapan khalayak dan banyak yang menanyakan sesuatu kepadanya. Tiba- tiba seorang lelaki asing –yakni Syamsi Tabriz– ikut bertanya, “Apa yang dimaksud dengan riyadhah dan ilmu?” Mendengar pertanyaan seperti itu Rumi terkesima. Kiranya pertanyaan itu jitu dan tepat pada sasarannya. Ia tidak mampu menjawab. Berikutnya, Rumi berkenalan dengan Tabriz. Setelah bergaul beberapa saat, ia mulai kagum kepada Tabriz yang ternyata seorang sufi. Ia berbincang-bincang dan berdebat tentang berbagai hal dengan Tabriz. Mereka betah tinggal di dalam kamar hingga berhari-hari.
Sultan Salad, putera Rumi, mengomentari perilaku ayahnya itu, “Sesungguhnya, seorang guru besar tiba-tiba menjadi seorang murid kecil. Setiap hari sang guru besar harus menimba ilmu darinya, meski sebenarnya beliau cukup alim dan zuhud. Tetapi itulah kenyataannya. Dalam diri Tabriz, guru besar itu melihat kandungan ilmu yang tiada taranya.”
Rumi benar-benar tunduk kepada guru barunya itu. Di matanya, Tabriz benar-benar sempurna. Cuma celakanya, Rumi kemudian lalai dengan tugas mengajarnya. Akibatnya banyak muridnya yang protes. Mereka menuduh orang asing itulah biang keladinya. Karena takut terjadi fitnah dan takut atas keselamatan dirinya, Tabriz lantas secara diam-diam meninggalkan Konya.
Bak remaja ditinggalkan kekasihnya, saking cintanya kepada gurunya itu, kepergian Tabriz itu menjadikan Rumi dirundung duka. Rumi benar-benar berduka. Ia hanya mengurung diri di dalam rumah dan juga tidak bersedia mengajar. Tabriz yang mendengar kabar ini, lantas berkirim surat dan menegur Rumi. Karena merasakan menemukan gurunya kembali, gairah Rumi bangkit kembali. Dan ia mulai mengajar lagi.
Beberapa saat kemudian ia mengutus putranya, Sultan Salad, untuk mencari Tabriz di Damaskus. Lewat putranya tadi, Rumi ingin menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf atas tindakan murid-muridnya itu dan menjamin keselamatan gurunya bila berkenan kembali ke Konya.
Demi mengabulkan permintaan Rumi itu, Tabriz kembali ke Konya. Dan mulailah Rumi berasyik-asyik kembali dengan Tabriz. Lambat-laun rupanya para muridnya merasakan diabaikan kembali, dan mereka mulai menampakkan perasaan tidak senang kepada Tabriz. Lagi-lagi sufi pengelana itu, secara diam-diam meninggalkan Rumi, lantaran takut terjadi fitnah. Kendati Rumi ikut mencari hingga ke Damaskus, Tabriz tidak kembali lagi.
Rumi telah menjadi sufi, berkat pergaulannya dengan Tabriz. Kesedihannya berpisah dan kerinduannya untuk berjumpa lagi dengan gurunya itu telah ikut berperan mengembangkan emosinya, sehingga ia menjadi penyair yang sulit ditandingi. Guna mengenang dan menyanjung gurunya itu, ia tulis syair- syair, yang himpunannya kemudian dikenal dengan nama Divan-i Syams-i Tabriz. Ia bukukan pula wejangan-wejangan gurunya, dan buku itu dikenal dengan nama Maqalat-i Syams Tabriz.
Rumi kemudian mendapat sahabat dan sumber inspirasi baru, Syekh Hisamuddin Hasan bin Muhammad. Atas dorongan sahabatnya itu, ia berhasil selama 15 tahun terakhir masa hidupnya menghasilkan himpunan syair yang besar dan mengagumkan yang diberi nama Masnavi-i. Buku ini terdiri dari enam jilid dan berisi 20.700 bait syair. Dalam karyanya ini, terlihat ajaran-ajaran tasawuf yang mendalam, yang disampaikan dalam bentuk apologi, fabel, legenda, anekdot, dan lain-lain. Karya tulisnya yang lain adalah Ruba’iyyat (sajak empat baris dalam jumlah 1600 bait), Fiihi Maa fiihi (dalam bentuk prosa; merupakan himpunan ceramahnya tentang tasawuf), dan Maktubat (himpunan surat-suratnya kepada sahabat atau pengikutnya).
Bersama Syekh Hisamuddin pula, Rumi mengembangkan tarekat Maulawiyah atau Jalaliyah. Tarekat ini di Barat dikenal dengan nama The Whirling Dervishes (Para Darwisy yang Berputar-putar). Nama itu muncul karena para penganut tarekat ini melakukan tarian berputar-putar, yang diiringi oleh gendang dan suling, dalam dzikir mereka untuk mencapai ekstase.
WAFAT
Semua manusia tentu akan kembali kepada-Nya. Demikianlah yang terjadi pada Rumi. Penduduk Konya tiba-tiba dilanda kecemasan, gara-gara mendengar kabar bahwa tokoh panutan mereka, Rumi, sakit keras. Meski menderita sakit keras, pikiran Rumi masih menampakkan kejernihannya.
Seorang sahabatnya datang menjenguk dan mendo’akan, “Semoga Allah berkenan memberi ketenangan kepadamu dengan kesembuhan.” Rumi sempat menyahut, “Jika engkau beriman dan bersikap manis, kematian itu akan bermakna baik. Tapi kematian ada juga kafir dan pahit.”
Pada 5 Jumadil Akhir 672 H dalam usia 68 tahun Rumi dipanggil ke rahmatullah. Tatkala jenazahnya hendak diberangkatkan, penduduk setempat berdesak-desak ingin menyaksikan. Begitulah kepergian seseorang yang dihormati ummatnya.

Sejarah Hidup Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali


Tempat Kelahiran Imam Al- Ghazali
Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali, yang terkenal dengan Hujjatul Islam (argumentator islam) karena jasanya yang besar di dalam menjaga islam dari pengaruh ajaran bid’ah dan aliran rasionalisme yunani. Beliau lahir pada tahun 450 H, bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah suatu kota kecil yang terlelak di Thus wilayah Khurasah yang waktu itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia islam.
Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, ayahnya adalah seorang pengrajin wol sekaligus sebagai pedagang hasil tenunannya, dan taat beragama, mempunyai semangat keagamaan yang tinggi, seperti terlihat pada simpatiknya kepada ‘ulama dan mengharapkan anaknya menjadi ‘ulama yang selalu memberi nasehat kepada umat.
Itulah sebabnya, ayahnya sebelum wafat menitipkan anaknya (imam al-Ghazali) dan saudarnya (Ahmad), ketika itu masih kecil dititipkan pada teman ayahnya, seorang ahli tasawuf untuk mendapatkan bimbingan dan didikan.
Meskipun dibesarkan dalam keadaan keluarga yang sederhana tidak menjadikan beliau merasa rendah atau malas, justru beliau semangat dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, dikemudian beliau menjelma menjadi seorang ‘ulama besar dan seorang sufi. Dan diperkirakan imam Ghazali hidup dalam kesederhanaan sebagai seorang sufi sampai usia 15 tahun (450-456).
Pendidikan dan Perjalanan Mencari Ilmu
Perjalanan imam Ghazali dalam memulai pendidikannya di wilayah kelahirannya. Kepada ayahnya beliau belajar Al-qur’an dan dasar-dasar ilmu keagamaan ynag lain, di lanjutkan di Thus dengan mempelajari dasar-dasar pengetahuan. Setelah beliau belajar pada teman ayahnya (seorang ahli tasawuf), ketika beliau tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan keduanya, beliau mengajarkan mereka masuk ke sekolah untuk memperoleh selain ilmu pengetahuan. Beliau mempelajari pokok islam (al-qur’an dan sunnah nabi).Diantara kitab-kitab hadist yang beliau pelajari, antara lain :
a. Shahih Bukhori, beliau belajar dari Abu Sahl Muhammad bin Abdullah Al Hafshi
b. Sunan Abi Daud, beliau belajar dari Al Hakim Abu Al Fath Al Hakimi
c. Maulid An Nabi, beliau belajar pada dari Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Khawani
d. Shahih Al Bukhari dan Shahih Al Muslim, beliau belajar dari Abu Al Fatyan ‘Umar Al Ru’asai.
Begitu pula diantarnya bidang-bidang ilmu yang di kuasai imam al-Ghazli (ushul al din) ushul fiqh, mantiq, flsafat, dan tasawuf. Santunan kehidupan sebagaimana lazimnya waktu beliau untuk belajar fiqh pada imam Kharamain, beliau dalam belajar bersungguh-sungguh sampai mahir dalam madzhab, khilaf (perbedaan pendapat), perdebatan, mantik, membaca hikmah, dan falsafah, imam Kharamain menyikapinya sebagai lautan yang luas.
Setelah imam kharamain wafat kemudian beliau pergi ke Baghdad dan mengajar di Nizhamiyah. Beliau mengarang tentang madzhab kitab al-basith, al- wasith, al-wajiz, dan al- khulashoh. Dalam ushul fiqih beliau mengarang kitab al-mustasfa, kitab al- mankhul, bidayatul hidayah, al-ma’lud filkhilafiyah, syifaal alil fi bayani masa ilit dan kitab-kitab lain dalam berbagai fan.
Antara tahun 465-470 H. imam Al-Ghazali belajar fiqih dan ilmu-ilmu dasar yang lain dari Ahmad Al- Radzaski di Thus, dan dari Abu Nasral Ismailli di Jurjan. Setelah imam al-Ghazali kembali ke Thus, dan selama 3 tahun di tempat kelahirannya, beliau mengaji ulang pelajaran di Jurjan sambil belajar tasawuf kekpada Yusuf Al Nassaj (w-487 H). pada tahun itu imam Al-Ghazali berkenalan dengan al-Juwaini dan memperoleh ilmu kalam dan mantiq. Menurut Abdul Ghofur itu Ismail Al- Farisi, imam al-Ghozali menjadi pembahas paling pintar di zamanya. Imam Haramain merasa bangga dengan pretasi muridnya.
Walaupun kemashuran telah diraih imam al Ghazali beliau tetap setia terhadap gurunya sampai dengan wafatnya pada tahun 478 H. sebelum al Juwani wafat, beliau memperkenalkan imam al Ghazali kepada Nidzham Al Mulk, perdana mentri sultan Saljuk Malik Syah, Nidzham adalah pendiri madrasah al nidzhamiyah. Di Naisabur ini imam al Ghazali sempat belajar tasawuf kepada Abu Ali Al Faldl Ibn Muhammad Ibn Ali Al Farmadi (w.477 H/1084 M).
Setelah gurunya wafat, al Ghazali meninggalkan Naisabur menuju negri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham al Mulk. Di daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan ‘ulama. Dari perdebatan yang dimenengkan ini, namanya semakin populer dan disegani karena keluadan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 M, imam al Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nidzhamiyah, ini dijelaskan salam bukunya al mungkiz min dahalal. Selama megajar di madrasah dengan tekunnya imam al Ghozali mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina Ibn miskawih dan Ikhwan Al Shafa. Penguasaanya terhadap filsafat terbukti dalam karyanya seperti al maqasid falsafah tuhaful al falasiyah.
Pada tahun 488 H/1095 M, imam al Ghazali dilanda keraguan (skeptis) terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya (hukum teologi dan filsafat). Keraguan pekerjaanya dan karya-karya yang dihasilkannya, sehingga beliau menderita penyakit selama dua bulan dan sulit diobati. Karena itu, imam al Ghazali tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai guru besar di madrasah nidzhamiyah, yang akhirnya beliau meninggalkan Baghdad menuju kota Damaskus, selam kira-kira dua tahun imam al Ghazali di kota Damaskus beliau melakukan uzlah, riyadah, dan mujahadah. Kemudian beliau pihdah ke Bait al Maqdis Palestina untuk melakukan ibadah serupa. Sektelah itu tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji dan menziarohi maqom Rosulullah Saw.
Sepulang dari tanah suci, imam al Ghazali mengunjungi kota kelahirannya di Thus, disinilah beliau tetap berkhalwat dalam keadaan skeptis sampai berlangsung selama 10 tahun. Pada periode itulah beliau menulis karyanya yang terkenal ” ihya’ ‘ulumuddin al-din” the revival of the religious ( menghidupkan kembali ilmu agama).
Karena disebabkan desakan pada madrasah nidzhamiyah di Naisabur tetapi berselang selam dua tahun. Kemudian beliau madrasah bagi para fuqoha dan jawiyah atau khanaqoh untuk para mustafifah. Di kota inilah (Thus) beliau wafat pada tahun 505 H / 1 desember 1111 M.
Abul Fajar al-Jauzi dalam kitabnya al asabat ‘inda amanat mengatakn, Ahmad saudaranya imam al Ghazali berkata pada waktu shubuh, Abu Hamid berwudhu dan melakukan sholat, kemudian beliau berkata : Ambillah kain kafan untukku kemudian ia mengambil dan menciumnya lalu meletakkan diatas kedua matanya, beliau berkata ” Aku mendengar dan taat untuk menemui Al Malik kemudian menjulurkan kakinya dan menghadap kiblat. Imam al Ghazali yag bergelar hujjatul islam itu meninggal dunia menjelang matahari terbit di kota kelahirannya (Thus) pada hari senin 14 Jumadil Akir 505 H (1111 M). Imam al Ghazali dimakamkan di Zhahir al Tabiran, ibu kota Thus.
Guru dan Panutan Imam Al Ghazali
Imam al Ghazali dalam perjalanan menuntut ilmunya mempunyai banyak guru, diantaranya guru-guru imam Al Ghazali sebagai berikut :
1. Abu Sahl Muhammad Ibn Abdullah Al Hafsi, beliau mengajar imam Al Ghozali dengan kitab shohih bukhori.
2. Abul Fath Al Hakimi At Thusi, beliau mengajar imam Al Ghozali dengan kitab sunan abi daud.
3. Abdullah Muhammad Bin Ahmad Al Khawari, beliau mengajar imam Ghazali dengan kitab maulid an nabi.
4. Abu Al Fatyan ‘Umar Al Ru’asi, beliau mengajar imam Al Ghazali dengan kitab shohih Bukhori dan shohih Muslim.
Dengan demikian guru-guru imam Al Ghazali tidak hanya mengajar dalam bidang tasawuf saja, akan tetapi beliau juga mempunyai guru-guru dalam bidang lainnya, bahkan kebanyakan guru-guru beliau dalam bidang hadist.
Murid-Murid Imam Al Ghazali
Imam Al Ghazali mempunyai banyak murid, karena beliau mengajar di madrasah nidzhamiyah di Naisabur, diantara murid-murid beliau adalah :
1. Abu Thahir Ibrahim Ibn Muthahir Al- Syebbak Al Jurjani (w.513 H).
2. Abu Fath Ahmad Bin Ali Bin Muhammad Bin Burhan (474-518 H), semula beliau bermadzhab Hambali  kemudian setelah beliau belajar kepada imam Ghazali, beliau bermadzhab Syafi’i. Diantara karya-karya beliau al ausath, al wajiz, dan al wushul.
3. Abu Thalib, Abdul Karim Bin Ali Bin Abi Tholib Al Razi (w.522 H), beliau mampu menghafal kitab ihya’ ‘ulumuddin karya imam Ghazali. Disamping itu beliau juga mempelajari fiqh kepada imam Al Ghazali.
4. Abu Hasan Al Jamal Al Islam, Ali Bin Musalem Bin Muhammad Assalami (w.541 H). Karyanya ahkam al khanatsi.
5. Abu Mansur Said Bin Muhammad Umar (462-539 H), beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali sehingga menjadi ‘ulama besar di Baghdad.
6. Abu Al Hasan Sa’ad Al Khaer Bin Muhammad Bin Sahl Al Anshari Al Maghribi Al Andalusi (w.541 H). beliau belajar fiqh pada imam Ghozali di Baghdad.
7. Abu Said Muhammad Bin Yahya Bin Mansur Al Naisabur (476-584 H), beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali, diantara karya-karya beliau adalah al mukhit fi sarh al wasith fi masail, al khilaf.
8. Abu Abdullah Al Husain Bin Hasr Bin Muhammad (466-552 H), beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali. Diantar karya-karya beliau adalah minhaj al tauhid dan tahrim al ghibah.[15]
Dengan demikian imam al ghozali memiliki banyak murid. Diantara murid–murid beliau kebanyakan belajar fiqh. Bahkan diantara murid- murid beliau menjadi ulama besar dan pandai mengarang kitab.
Karya-Karya Imam Al Ghazali
Imam Al Ghozali termasuk penulis yang tidak terbandingkan lagi, kalau karya imam Al Ghazali diperkirakan mencapai 300 kitab, diantaranya adalah :
1. Maqhasid al falasifah (tujuan para filusuf), sebagai karangan yang pertama dan berisi masalah-masalah filsafah.
2. Tahaful al falasifah (kekacauan pikiran para filusifi) buku ini dikarang sewaktu berada di Baghdad di kala jiwanya di landa keragu-raguan. Dalam buku ini Al Ghazali mengancam filsafat dan para filusuf dengan keras.
3. Miyar al ‘ilmi/miyar almi (kriteria ilmu-ilmu).
4. Ihya’ ulumuddin (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama). Kitab ini merupakan karyanya yang terbesar selama beberapa tahun ,dalam keadaan berpindah-pindah antara Damakus, Yerusalem, Hijaz, Dan Thus yang berisi panduan fiqih, tasawuf dan filsafat.
5. Al munqiz min al dhalal (penyelamat dari kesesatan) kitab ini merupakan sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali sendiri dan merefleksikan sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai tuhan.
6. Al-ma’arif al-aqliyah (pengetahuan yang nasional)
7. Miskyat al anwar (lampu yang bersinar), kitab ini berisi pembahasan tentang akhlak dan tasawuf.
8. Minhaj al abidin (jalan mengabdikan diri terhadap tuhan).
9. Al iqtishad fi al i’tiqod (moderisasi dalam aqidah).
10. Ayyuha al walad.
11. Al musytasyfa
12. Ilham al –awwam an ‘ilmal kalam.
13. Mizan al amal.
14. Akhlak al abros wa annajah min al asyhar (akhlak orang-orang baik dan kesalamatan dari kejahatan).
15. Assrar ilmu addin (rahasia ilmu agama).
16. Al washit (yang pertengahan) .
17. Al wajiz (yang ringkas).
18. Az-zariyah ilaa’ makarim asy syahi’ah (jalan menuju syariat yang mulia)
19. Al hibr al masbuq fi nashihoh al mutuk (barang logam mulia uraian tentang nasehat kepada para raja).
20. Al mankhul minta’liqoh al ushul (pilihan yang tersaing dari noda-noda ushul fiqih).
21. Syifa al qolil fibayan alsyaban wa al mukhil wa masalik at ta’wil (obat orang dengki penjelasan tentang hal-hal samar serta cara-cara penglihatan).
22. Tarbiyatul aulad fi islam (pendidikan anak di dalam islam)
23. Tahzib al ushul (elaborasi terhadap ilmu ushul fiqiha).
24. Al ikhtishos fi al ‘itishod (kesederhanaan dalam beri’tiqod).
25. Yaaqut at ta’wil (permata ta’wil dalam menafsirkan al qur’an).
Kesetiaan Imam Al Gazhali Kepada Gurunya.
Walupun kemashuran telah diraih imam al-ghazali beliau tetap setia terhadap gurunya dan tidak meninggalkannya sampai dengan wafatnya pada tahun 478 H. sebelum al-Juwami wafat, beliau memperkenalkan imam al-Ghazali kepada Nidham Al Mulk, perdana mentri sulatan Saljuk Malik Syah, Nidham adalah pendiri madrasah al- nidzamiyah. Di Nashabur ini imam al Ghazali sempat belajar tasawuf kepada Abu Ali Al Fadl Ibn Muhammad Ibn Ali Al Farmadi (w. 477 H/1084 M).
Setelah gurunya wafat, Al Ghazali meninggalkan Naisabur menuju negri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham Al Mulk. Di daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan para ‘ulama. Dari perdebatan yang dimenangkan ini, namanya semakin populer dan desegani karena keluasan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 M, imam al-Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nidhzamiyah, ini dijelaskan dalam bukunya al mungkiz min al dahalal. Selama mengajar di madrasah dengan tekunnya imam al Ghazali mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina Ibn Miskawih dan Ikhwan Al Shafa.penguasaanya terhadap filsafat terbukti dalam karyanya seperti Falsafah Tuhfatul Al Falasifah.
Pada tahun 488 H / 1095 M, imam al Ghazali dilanda keraguan(ekeptis) trhadap ilmu-ilmu yang dipelajari(hukum teologi dan filsafat). Keraguan pekerjaannya dan karya-karya yang dihasilkannya, sehungga beliau menderita penyakit selama dua bulan.

Sejarah Pembangunan Ka’bah


إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكاً وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
" Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia " (QS. Al-Imran, ayat 96).

Ka'bah adalah bangunan suci ummat Muslim yang terletak di tengah Masjidil Haram di kota Mekah. Dan merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau arah shalat bagi umat Islam diseluruh dunia. Selain itu, merupakan
bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah. Ka'bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul 'Atiq (Rumah Kemerdekaan).

" Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur " (QS. Ibrahim, ayat 37).

Kalau kita membaca ayat diatas, kita bisa mengetahui bahwa Ka'bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim AS menempatkan istrinya Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut. Jadi Ka'bah telah ada sebelum Nabi Ibrahim AS menginjakan kakinya di Mekah.

Bentuk Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim AS

Beginilah kira-kira bentuk Ka'bah Nabi Ibrahim
Bentuk Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim sebenarnya berbeda dengan yang kita lihat sekarang. Pada zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il, Ka’bah terdiri atas dua pintu dan letak pintunya terletak diatas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi, bentuknya juga lebih panjang dengan memasukkan Hijir Isma’il didalamnya.

Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh Hadist yang diriwayatkan Imam Bukhori dari Siti Aisyah, bahwasanya Nabi Muhammad Saw berkata  padanya :

" Bukankah kau melihat kaummu ketika membangun Ka’bah mereka memendekkannya dari pondasi-pondasi Ibrahim?”. Maka aku (Aisyah) berkata : “Wahai Rasulullah, apakah kita tidak saja kembalikan pada pondasi-pondasi Ibrahim?” Nabi berkata : “Seandainya kaummu tidak baru saja kufur niscaya aku lakukan”.

Pembangunan Ka’bah Oleh Kaum Quraisy
Salah satu banjir yang melanda Ka'bah
Lima tahun sebelum tahun kenabian, Mekah dilanda banjir besar sehingga meluap ke Masjidil Haram dan dikhawatirkan sewaktu-waktu akan dapat meruntuhkan Ka’bah, karena sejak zaman Ibrahim hingga Quraisy, Ka’bah dibangun dengan menggunakan tumpukan batu dan tanpa perekat tanah atau yang lainnya.

Dalam membangun Ka’bah, walaupun waktu itu merupakan era jahiliyyah dimana banyak kejahatan dan kemunkaran, namun mereka tidak mau membangun Ka’bah kecuali dengan harta yang bersih dan halal.

Peletakan Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu yang berasal dari surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim AS. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma wangi yang unik dan ini merupakan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh disisi luar Kabah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena beliau selalu menciumnya setiap saat bertawaf.

Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun, pada saat itu beliau belum diangkat menjadi rasul, bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Ketika sampai pada peletakkan Hajar Aswad, kaum Quraisy berselisih, siapa yang akan menaruhnya. Perselisihan ini nyaris menimbulkan pertumpahan darah, akan tetapi dapat diselesaikan dengan kesepakatan menunjuk seorang pengadil hakim yang memutuskan. Pilihan tersebut, ternyata jatuh pada Nabi Muhammad Saw.

Rasulullah Saw dengan bijak berkata pada mereka : “Berikan padaku sebuah kain”. Lalu didatangkanlah kain kepada beliau, kemudian beliau mengambil hajar Aswad dan menaruhnya dalam kain itu dengan tangannya. Lalu beliau berkata : ” Hendaklah setiap qabilah memegang sisi-sisi kain ini, kemudian angkatlah bersama-sama!”. Mereka lalu melakukannya dan ketika telah sampai ditempatnya, Rasul menaruhnya sendiri dengan tangannya kemudian dibangunlah.

Bentuk Ka’bah
Ka'bah berbentuk bangunan kubus yang berukuran 12 x 10 x 15 meter. Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari batu-batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Mekah. Baitullah ini dibangun di atas dasar fondasi yang kokoh. Dinding-dinding sisi Ka'bah ini diberi nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap. Terkecuali satu dinding yang diberi nama "Rukun Hajar Aswad".

Adapun keempat dinding atau sudut (rukun) tersebut adalah :

- Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak).
- Sebelah Barat Rukun Syam (Suriah).
- Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman).
- Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad).

Keempat sisi Ka'bah ditutup dengan selubung yang dinamakan Kiswah. Sejak zaman Nabi Ismail, Ka'bah sudah diberi penutup berupa Kiswah ini. Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan kaligrafi dari benang emas. Dalam satu tahun Ka'bah ini dicuci dua kali, yaitu pada awal bulan Dzulhijjah dan awal bulan Sya'ban. Kiswah diganti sekali dalam setahun.

Makam Nabi Ibrahim AS

Makam Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim AS sebagaimana banyak orang berpendapat. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak disebelah timur Ka'bah. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan oleh Allah dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu Nabi Ibrahim AS berdiri di saat beliau membangun Ka'bah bersama-sama puteranya Nabi Ismail AS. Dari zaman dahulu batu itu sangat terpelihara, dan sekarang ini sudah ditutup dengan kaca berbentuk kubah kecil. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim AS yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat orang.



Multazam

Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah berjarak kurang lebih 2 meter. Dinamakan Multazam karena dilazimkan bagi setiap muslim untuk berdoa di tempat itu. Setiap doa dibacakan di tempat itu sangat diijabah atau dikabulkan. Maka disunahkan berdo'a sambil menempelkan tangan, dada, dan pipi ke Multazam sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Sunan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash.


Semoga artikel ini bisa membawa manfaat, menyejukan hati dan menambah semangat kita dalam mengenal dan mencintai rumah Allah SWT (Baitullah).

KEISTIMEWAAN NABI MUHAMMAD S.A.W

(Disarikan Dari Kitab Unmudzul Labib Fi Hosoisil Habib Susunan Imam jalaludin Assuyuthi)

Pasal I menerangkan kekususan kepribadian Rasulullah Saw di dunia.   
    Rasulullah Saw adalah manusia pertama yang dijadikan Nabi sewaktu Adam as masih berada diantara air dan tanah. Rasulullah Saw adalah makhluk yang pertama kali menjawab pertanyaan Allah, “Bukankah Aku (Allah) ini Tuhanmu ? Nabi menjawab” Ya Engkau (Allah) Tuhanku. Allah menciptakan Adam as dan semua makhluk karena Nabi Muhammad Saw. Nama Muhammad Saw ditulis di Arsy, dan para malaikat selalu menyebutnya. Nama Muhammad Saw juga selalu dikumandangkan dalam adzan dan juga sudah tertulis di dalam kitab para Nabi terdahulu. Sewaktu Nabi lahir, setan dihalangi untuk menerobos kelangit. Rasulullah Saw mempunyai 1000 nama, dan diberi nama dari nama-nama Allah. Misalnya Rouf dan Rohim sebagaimana disebut dalam Al-Quran sebagai seorang Rasul yang RoufurRohim (akhir surat AT-Taubat). Malaikat selalu memuji dan memayunginya selama dalam perjalanan. Nabi Saw diberi keindahan rupa yang sempurna sedangkan Nabi Yusuf hanya setengahnya. Nabi diperlihatkan wujud Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya. Para dukun ramal (juru bedek) pada saat Nabi lahir terhalang mendengarkan kabar dari langit dan langit terjaga dari pendengaran jin dan setan. Di hidupkan kembali kedua orang tua Nabi sehingga iman kepadanya. Nabi di Isro’ Mi’rojkan hingga menerobos langit ketujuh sehingga beliau ada di Arsy tinggal dua lengan tangan atau lebih dekat lagi. Beliau Nabi menginjakkan kakinya pada tempat yang tak pernah diinjak oleh para Nabi yang lain. Para Nabi yang sudah wafat dihidupkan kembali untuk sholat jamaah bersama dengan beliau Saw, begitu juga para malaikat. Nabi dilihatkan surga dan neraka dan dilihatkan tanda-tanda kebesaran Allah dan melihat Allah dua kali. Dalam perang Uhud, para malaikat ikut berperang bersamanya. Mukjizat Nabi berupa Al-Kitab (Al-Quran) padahal beliau tidak bisa membaca dan menulis. Kitab Al Qur’an diturunkan dengan cara bertahap (munajjaman) Al-Kitab diturunkan dengan tujuh huruf (tuju bacaan) satu huruf bila dibaca akan dibalas dengan sepuluh kebaikan dan mukjizat ini akan kekal sampai hari kiamat, sedangkan mukjizat para Nabi yang lain putus dengan wafatnya Nabi tersebut. Rasulullah Saw diberi kelebihan yang tidak diberikan kepada Nabi yang lain, misalnya: bisa membelah rembulan, batu-batuan membacakan salam kepadanya dan kurma selalu merunduk serta keluarnya air yang deras dari sela-sela jari Nabi. Nabi Musa diberi mukjizat oleh Allah berupa perilaku, Nabi Isa di beri mukjizat dengan sifat, sedangkan Nabi Muhammad di beri mukjizat kedua-duanya. Tetumbuhan menyaksikan kenabiannya dan menerima dakwahnya. Dan Nabi sebagai akhir para Nabi, tiada Nabi sesudahnya. Syariatnya (tuntunan) akan kekal sampai hari kiamat, tidak akan diganti. Beliau Rasulullah Saw di utus sebagai Rahmat bagi segenap makhluk, mulai dari manusia, jin, binatang, tanaman dan benda-benda mati seperti bebatuan. Beliau Saw adalah rahmat bagi alam semesta. Nama beliau Saw selalu mendampingi nama Allah Swt. Dalam Al-Quran, Allah tidak memanggilnya dengan nama Muhammad ,melainkan disebut dengan, wahai Nabi atau wahai Rosul. Haram bagi umatnya memanggil baginda Nabi Muhammad Saw hanya dengan nama Muhammad. Beliau dikuatkan dengan empat pendamping; malaikat Jibril, malaikat Mikail, Abu Bakar dan Umar. Istri-istri Nabi selalu membantu beliau, istri-istri Nabi merupakan istri yang paling utama di dunia dan haram menikahinya setelah wafatnya Nabi. Haram membuat nama kinayah dengan kinayah Nabi. Keistimewaan Nabi disebut oleh Allah dengan sebutan Abdullah, sedangkan Allah tidak pernah menyebut Abdullah pada seseorang selain beliau. Tidak ditemukan di dalam Al-Quran atau lainnya bacaan shalawat dari Allah untuk selain beliau Nabi Muhammad Saw.
 
Pasal II Keistimewaan syariat Nabi Muhammad Saw dan umatnya.            
    Ghonimah (hasil peperangan) di halalkan bagi Nabi Muhammad Saw sedangkan Nabi sebelumnya di haramkan. Setiap tanah yang suci bisa dijadikannya sebagi tempat sujud (Masjid), sedangkan umat sebelumnya bila sujud (shalat) hanya di tempat-tempat peribadatannya saja. Debu boleh buat bersuci (tayamum) untuk umat Rasulullah Saw sedangkan para Nabi sebelum beliau Saw boleh bertayamum tetapi umatnya tidak diperbolehkan. Umat Muhammad Saw mengerjakan shalat lima waktu dan dijadikan shalat itu sebagai kafarat (melebur dosa-dosa kecil) sedangkan umat sebelumnya hanya mengerjakan beberapa sholat saja seperti dzuhur atau ashar saja, bahkan tidak ada satupun yang menjalani shalat isya. Umat beliau Saw dihormati dengan ucapan salam dari malaikat dan semua penghuni surga. Hari jum’at dijadikan sebagai hari raya (besar) bagi Nabi Saw dan umatnya, sekaligus pada hari itu setiap do’a akan dikabulkan oleh Allah Swt. Bau tak sedap , yang keluar dari mulut orang yang berpuasa(dari ummat Nabi Muhammad SAW) lebih harum daripada harumnya minyak misik bagi Allah ,dan malaikat memohonkan ampun untuk mereka yang puasa. Allah akan melebur dosa selama dua tahun bagi umat beliau Saw yang berpuasa pada hari Arofah (9 dzulhijjah) karena itu sunah dari Rasulullah Saw sedangkan Allah melebur dosa bagi yang berpuasa pada hari Asyuro (10 Muharram) hanya satu tahun karena puasa hari itu sebagai sunah Nabi Musa as. Umat Rasulullah Saw adalah sebaik-baiknya umat yang dikasih dua nama yang di ambil dari nama Allah Al Muslimin dan Al Mukminun dan agamanya diberi nama agama Islam. Sifat Al Muslimin dan Al Mukminun tidak diberikan kepada umat sebelum Nabi. Diterangkan dalam hadits ada dua bangkai dan ada dua darah yang dihalalkan untuk umat Muhammad Saw; bangkainya ikan dan bangkai belalang, darah yang halal adalah hati dan limpa yang di perbolehkan untuk umatnya. Diperbolehkan mempunyai empat istri dengan syarat yang ada dalam Al Qur’an dan boleh mencerai sampai tiga kali. Diriwayatkan bahwa Nabi Adam berkata : “Umat Nabi Muhammad Saw diberi kemuliaan oleh Allah empat kemulyaan dan aku (Adam) tidak diberi sama sekali. Yang pertama Allah menerima taubatku di Mekkah sedangkan umat Muhammad Saw bertaubat boleh disegala tempat, diambilnya pakaianku sewaktu aku berdosa, umat Muhammad Saw sewaktu berdosa tidak di ambil pakaiannya, aku dipisahkan dengan istriku (Hawa) dan dikeluarkan dari surga. Umat Bani Israil bila berbuat salah mereka di haramkan makan-makanan yang bagus di tulis kesalahannya itu di muka pintu rumahnya. Allah Ta’ala membangkitkan setiap seratus tahun kepada seseorang yang memperbaharui hal-hal agama sampai seratus tahun akhir dari masa Nabi Isa Al Masih. Diantara umat Nabi ada yang disebut dengan nama Aqthob Autad Nujaba dan diantara umat Nabi ada yang menjadi imam sholat dengan Nabi Isa a.s. Pangkat para ulama umat Nabi Muhammad Saw seperti pangkatnya para Nabi Bani Israil. Malaikat di langit mendengarkan seruan mereka, dan para ulama mereka itu adalah orang yang selalu memuja Allah pada setiap saat selalu mengagungkan nama Allah (membaca takbir), sewaktu naik gunung selalu membaca tasbih, sewaktu turun gunung mereka berkata “aku mengerjakan sesuatu atas kehendak Allah bila mereka marah cepat-cepat membaca tahlil, bila mereka berselisih selalu membaca tasbih, dan bila mereka ingin mengerjakan sesuatu selalu shalat istihoroh, dan bila naik kendaraan selalu memuji Allah, bertahmid. Umat Nabi Muhammad Saw di panggil dengan sebutan” Hai orang-orang yang beriman, sedangkan umat sebelumnya di panggil dengan nama” Hai orang-orang miskin, sangat jauh perbedaan nama ini. Nama Ahlul qiblah hanya digunakan untuk umat Nabi Muhammad Saw.
Pasal III Keistimewaan Beliau Nabi Muhammad Saw di alam akhirat.   
   
    Nabi Muhammad Saw adalah mahkluk yang pertama kali bangkit dari bumi dan selamat dari kekalutan hari kiamat. Beliau di iring ke mahsyar bersama tujuh puluh ribu malaikat dan naik buroq di mauqif (tempat orang yang menunggu sya’faat). Beliau Saw dipanggil namanya dan diberi pakaian paling indah dari surga. Beliau berdiri disebelah kanan Arsy dan ditempatkan ditempat yang terpuji. Ditangannya ada bendera kenabian dan para Nabi yang lain bernaung di bawah bendera tersebut. Di Mahsyar Nabi Muhammad Saw dijadikan oleh Allah sebagai imamnya para Nabi , dan Nabi yang pertama kali sujud dihadapan Allah dan yang pertama kali mengangkat kepalanya dari sujud. Pertama kali yang memandang Dzat Allah,dan yang pertama kali memberi syafaat dan diterima syafaatnya. Nabi Saw diberi oleh Allah syafaat yang bisa membuat umatnya masuk surga tanpa hisab, dan diberi syafa’at untuk orang yang mestinya masuk neraka, tidak jadi masuk neraka, juga diberi syafaat untuk anak-anaknya orang musyrikin, supaya tidak disiksa. Begitu juga baginda Nabi Muhammad Saw mohon kepada Allah untuk tidak dimasukkan satu pun dari keluarganya di neraka dan Allah mengabulkannya. Besok hari kiamat semua umatnya di nasafkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw. Dan para penghuni surga tidak membaca kecuali membaca Al-Quran tidak berbicara kecuali pakai bahasa Al-Quran (Arab). Diterangkan dalam hadits” Aku (Nabi) pertama kali orang yang membuka pintu surga lalu berdirilah penjaga surga (Malaikat Ridwan) siapa kamu? Aku jawab” Aku adalah Muhammad, lalu penjaga itu berkata” aku (penjaga) berdiri dan aku bukakan untukmu wahai Nabi. Aku tak pernah berdiri kepada seorang pun sebelum engkau dan aku tidak akan berdiri kepada seseorang setelah engkau. Untuk lebih Jelasnya baca kitab (Unmudzul Labib Fi Hosoisil Habib) Karangan Imam jalaludin Assuyuthi

Penantian

 Hidup merupakan sebuah misteri yang tak di sadari oleh semua orang, apalagi masalah Cinta. setiap saat, detik, menit, jam ,hari, minggu, bulan, bahkan tahun kita pasti memikirkan yang namanya CINTA. tak sedikit orang mengatakan bahwa hidup tanpa cinta itu hampa. tapi sjatinya hidup tanpa cinta itu indah, karena kelak kita akan mendapatkan cinta yang haqiqi. 
  Hari ini ku baru tahu bahwa rasanya memendam cinta itu seperti apa? dunia terasa tak bersahabat kala cinta menjauh, karena penantian itu sungguh membosankan, apalagi masalah cinta. tapi itu yang harus di jalani oleh seorang muslim agar tak larut terjerumus kedalam lembah hitam cinta. cinta memang indah tapi mematikan jiwa insan yang terlukai, walau hanya segores tinta yang membekas.
dalam hadits di katakan bahwa " seseorang dikatakan tidak berriman sehingga mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri" . itu memang benar, tapi banyak orang yang tidak faham akan maksud dari semua itu. mereka berfikir, bahwa mereka harus mencintai sesama dengan jalan seperti pacaran dll. padahal itu salah.
 maksudnya kita itu harus saling tolong menolong dalam kebaikan walaupun harus memberikan barang yang memang kita sayangi kepada orang lain, demi membantunya.
ok guys. ini adsa sedikit puisi tentang penantian..... selamat membaca..
Datanglah kasihku...
Ketika rasa cinta dan rindu datang
ketika diri tak sanggup tuk kepakan
sayap cinta...
lama tak terbang
terbang melayang...
menebus sang awan
- See more at: http://www.embunsyurga.com/2013/03/puisi-penantian-cinta-menyentuh-hati.html#sthash.pbsMQmq8.dpuf


Datanglah kasihku...

Ketika rasa cinta dan rindu datang
ketika diri tak sanggup tuk kepakan
sayap cinta...
lama tak terbang
terbang melayang...
menebus sang awan

Seperti masa dulu itu
seperti yang dulu kau lakukan
hiasi hidupku yang hampa
penuhi cinta dan kasih
kasih sayangmu oh sayang 
cinta bersemi begitu indah..

 Bak kobaran api berhenti berkobar
matahari hentikan sinarnya
hembusan angin
tak lagi bertiup kencang
kala kau pergi tuk putuskan
tinggalkanku sendiri sunyi sepi

Menyendiri di sudut tembok ruangan
kamar sempit tempat kudiam
menangis, sepi, sunyi..
rindukan hadirmu lagi
cinta dan kasih sayangmu sayang

Aku menunggu, terus menunggu
aku rindu tiap hari ku merindu
aku sabar dan selalu menunggu
cintamu, hadirmu, di sisiku

Kan ku peluk cium selalu
dan tak pernah kulepaskan lagi
datanglah kasihku..
datanglah sayangku...

Karya : Wawan Setiawan

                                                ok gays, semoga semua terhibur, tolong jangan larut dalam sebuah penantian seperti puisi diatas. karena cinta bak fatamorgana yang tak ada kepastian. masa depan mu masih panjang. terus berprestasi demi masa depan, bahagiakan orang tua kalian..


Datanglah kasihku...
Ketika rasa cinta dan rindu datang
ketika diri tak sanggup tuk kepakan
sayap cinta...
lama tak terbang
terbang melayang...
menebus sang awan
Seperti masa dulu itu
seperti yang dulu kau lakukan
hiasi hidupku yang hampa
penuhi cinta dan kasih
kasih sayangmu oh sayang 
cinta bersemi begitu indah..
Bak kobaran api berhenti berkobar
matahari hentikan sinarnya
hembusan angin
tak lagi bertiup kencang
kala kau pergi tuk putuskan
tinggalkanku sendiri sunyi sepi
Menyendiri di sudut tembok ruangan
kamar sempit tempat kudiam
menangis, sepi, sunyi..
rindukan hadirmu lagi
cinta dan kasih sayangmu sayang
Aku menunggu, terus menunggu
aku rindu tiap hari ku merindu
aku sabar dan selalu menunggu
cintamu, hadirmu, di sisiku
Kan ku peluk cium selalu
dan tak pernah kulepaskan lagi
datanglah kasihku..
datanglah sayangku...
Karya : Wawan Setiawan
- See more at: http://www.embunsyurga.com/2013/03/puisi-penantian-cinta-menyentuh-hati.html#sthash.pbsMQmq8.dpuf

Datanglah kasihku...
Ketika rasa cinta dan rindu datang
ketika diri tak sanggup tuk kepakan
sayap cinta...
lama tak terbang
terbang melayang...
menebus sang awan
Seperti masa dulu itu
seperti yang dulu kau lakukan
hiasi hidupku yang hampa
penuhi cinta dan kasih
kasih sayangmu oh sayang 
cinta bersemi begitu indah..
Bak kobaran api berhenti berkobar
matahari hentikan sinarnya
hembusan angin
tak lagi bertiup kencang
kala kau pergi tuk putuskan
tinggalkanku sendiri sunyi sepi
Menyendiri di sudut tembok ruangan
kamar sempit tempat kudiam
menangis, sepi, sunyi..
rindukan hadirmu lagi
cinta dan kasih sayangmu sayang
Aku menunggu, terus menunggu
aku rindu tiap hari ku merindu
aku sabar dan selalu menunggu
cintamu, hadirmu, di sisiku
Kan ku peluk cium selalu
dan tak pernah kulepaskan lagi
datanglah kasihku..
datanglah sayangku...
Karya : Wawan Setiawan
- See more at: http://www.embunsyurga.com/2013/03/puisi-penantian-cinta-menyentuh-hati.html#sthash.pbsMQmq8.dpuf

Datanglah kasihku...
Ketika rasa cinta dan rindu datang
ketika diri tak sanggup tuk kepakan
sayap cinta...
lama tak terbang
terbang melayang...
menebus sang awan
Seperti masa dulu itu
seperti yang dulu kau lakukan
hiasi hidupku yang hampa
penuhi cinta dan kasih
kasih sayangmu oh sayang 
cinta bersemi begitu indah..
Bak kobaran api berhenti berkobar
matahari hentikan sinarnya
hembusan angin
tak lagi bertiup kencang
kala kau pergi tuk putuskan
tinggalkanku sendiri sunyi sepi
Menyendiri di sudut tembok ruangan
kamar sempit tempat kudiam
menangis, sepi, sunyi..
rindukan hadirmu lagi
cinta dan kasih sayangmu sayang
Aku menunggu, terus menunggu
aku rindu tiap hari ku merindu
aku sabar dan selalu menunggu
cintamu, hadirmu, di sisiku
Kan ku peluk cium selalu
dan tak pernah kulepaskan lagi
datanglah kasihku..
datanglah sayangku...
Karya : Wawan Setiawan
- See more at: http://www.embunsyurga.com/2013/03/puisi-penantian-cinta-menyentuh-hati.html#sthash.pbsMQmq8.dpuf

Datanglah kasihku...
Ketika rasa cinta dan rindu datang
ketika diri tak sanggup tuk kepakan
sayap cinta...
lama tak terbang
terbang melayang...
menebus sang awan
Seperti masa dulu itu
seperti yang dulu kau lakukan
hiasi hidupku yang hampa
penuhi cinta dan kasih
kasih sayangmu oh sayang 
cinta bersemi begitu indah..
Bak kobaran api berhenti berkobar
matahari hentikan sinarnya
hembusan angin
tak lagi bertiup kencang
kala kau pergi tuk putuskan
tinggalkanku sendiri sunyi sepi
Menyendiri di sudut tembok ruangan
kamar sempit tempat kudiam
menangis, sepi, sunyi..
rindukan hadirmu lagi
cinta dan kasih sayangmu sayang
Aku menunggu, terus menunggu
aku rindu tiap hari ku merindu
aku sabar dan selalu menunggu
cintamu, hadirmu, di sisiku
Kan ku peluk cium selalu
dan tak pernah kulepaskan lagi
datanglah kasihku..
datanglah sayangku...
Karya : Wawan Setiawan
- See more at: http://www.embunsyurga.com/2013/03/puisi-penantian-cinta-menyentuh-hati.html#sthash.pbsMQmq8.dpuf

Datanglah kasihku...
Ketika rasa cinta dan rindu datang
ketika diri tak sanggup tuk kepakan
sayap cinta...
lama tak terbang
terbang melayang...
menebus sang awan
Seperti masa dulu itu
seperti yang dulu kau lakukan
hiasi hidupku yang hampa
penuhi cinta dan kasih
kasih sayangmu oh sayang 
cinta bersemi begitu indah..
Bak kobaran api berhenti berkobar
matahari hentikan sinarnya
hembusan angin
tak lagi bertiup kencang
kala kau pergi tuk putuskan
tinggalkanku sendiri sunyi sepi
Menyendiri di sudut tembok ruangan
kamar sempit tempat kudiam
menangis, sepi, sunyi..
rindukan hadirmu lagi
cinta dan kasih sayangmu sayang
Aku menunggu, terus menunggu
aku rindu tiap hari ku merindu
aku sabar dan selalu menunggu
cintamu, hadirmu, di sisiku
Kan ku peluk cium selalu
dan tak pernah kulepaskan lagi
datanglah kasihku..
datanglah sayangku...
Karya : Wawan Setiawan
- See more at: http://www.embunsyurga.com/2013/03/puisi-penantian-cinta-menyentuh-hati.html#sthash.pbsMQmq8.dpuf
 Pesen Dariku
Duhai Saudara'i-ku ...
Yang suka bermain-main didunia ini...
Ingat ! Kehidupan dunia tak kan abadi...
Tak cukupkah bagimu sebuah wejangan...
Hingga kauhabiskan waktumu dalam permainan...
Tak ada yang abadi dalam kenikmatan dunia...
Semua kan sirna bila waktunya tiba...

(¯`v´¯)♥:♫ღ☆ღ *ღ☆ღ*¨*¤¤*”,¤¤*♥*(¯`v´¯)
`•.¸.•`_¶**¶_____________¶​**¶___`•.¸.•`

Yang mengenal-Nya, ia tahu keagungan-Nya....
Berbeda negeri abadi dengan negeri fana...
Berbeda takwa hakiki dengan takwa pura-pura...
Si fasik berbeda dengan yang takwa...
Si jujur berbeda dengan pembohong setia...

(¯`v´¯)♥:♫ღ☆ღ *ღ☆ღ*¨*¤¤*”,¤¤*♥*(¯`v´¯)
`•.¸.•`_¶**¶_____________¶​**¶___`•.¸.•`

Sungguh Saudara'i-ku ....
Allah telah perintahkan kita ....
Taat pada-Nya jauhi hawa nafsu Durjana...
Meski tak ada siksa api neraka bagi pendosa....
Meski kita tak ada perintah ibadah pada-Nya....
Kita harus tetap taat patuh pada-Nya

(¯`v´¯)♥:♫ღ☆ღ *ღ☆ღ*¨*¤¤*”,¤¤*♥*(¯`v´¯)
`•.¸.•`_¶**¶_____________¶​**¶___`•.¸.•`

Sejarah dan zaman ajari kita....
Bagaimana akibat berbuat nista....
Yang habiskan waktu demi dunia.....
Di akhirat kelak,kan dapat susah belaka....
Yang petik keindahan bunga dunia saja....
Kelak hanya akan memetik sengsara....

(¯`v´¯)♥:♫ღ☆ღ *ღ☆ღ*¨*¤¤*”,¤¤*♥*(¯`v´¯)
`•.¸.•`_¶**¶_____________¶​**¶___`•.¸.•`

Yang mengumbar nafsu birahi....
Kelak kan takut setengah mati...
Pencari kenikmatan syahwat sesaat....
Sesungguhnya itu hancurkan diri sekarat . . .

(¯`v´¯)♥:♫ღ☆ღ *ღ☆ღ*¨*¤¤*”,¤¤*♥*(¯`v´¯)
`•.¸.•`_¶**¶_____________¶​**¶___`•.¸.•`

Sesungguhnya semua itu merupakan ibrah ( pelajaran ) bagi orang-orang
yang berakal.Semuanya merupakan nasehat yang baik lagi bijak untuk menjaga lagi memperbaiki diri. Mari kita berdo’a kepada Allah, semoga kita tidak binasa dalam hina, tidak mendapat siksa yang pedihnya luar biasa, dan dijauhkan dari segala marabahaya dan kematian yang sia-sia...WaBillahi Taufiq Wal Hidayah . . .